Gema Karinding Tarumanagara Berdzikir di Bekasi
Tambun Utara - Komunitas Budaya Bekasi menggelar acara dzikir bersama di halaman Kantor Kecamatan Tambun Utara, Gabus, Bekasi, Sabtu malam (4/7). Acara bertajuk "Karinding Tarumanagara Berdzikir" ini dihadiri oleh berbagai lintas komunitas budaya di Bekasi Raya. Beragam pentas budaya seperti marawis, ceramah agama, rampak pencak, puisi religi, Situn Bekasi, Topeng Maja dan musik karinding membuka pagelaran ini yang menjadikannya apik dan penuh makna.
Ketua Paguyuban Pemangku Seni Budaya Bekasi (Pangsi) Drahim Sada, sebagai tuan rumah acara, mengatakan bahwa acara ini merupakan inisiatif bersama. "Semangatnya memperkuat silaturahmi di antara komunitas budaya yang ada di seluruh Bekasi Raya", ujarnya.
Drahim menjelaskan bahwa tema acara yang menonjolkan musik karinding dan tempat penyelegggaraan di Gabus menjadi simbol tiadanya sekat dalam gerakan kebudayaan di Bekasi Raya.
"Karinding itu kan identik Kesundaan, sementara Gabus identik dengan kebetawian, karena itu kegiatan ini menegaskan persatuan komunitas budaya di Bekasi Raya", tambah Drahim.
Lebih dari 30 komunitas budaya di Bekasi Raya, baik Kabupaten maupun Kota, turut dalam kegiatan ini. Mayoritas dari mereka mengenakan pakaian adat bekasi seperti pangsi, peci, dan iket kepala.
Ki Asep dari Padepokan Galuh Surawisesa menyatakan pentingnya kegiatan ini sebagai bagian membangun pemahaman dan tujuan bersama gerak kebudayaan di Bekasi. "Kalau saya sih maunya kejayaan Tarumanagara di Bekasi ini bisa bangkit, terutama soal kebudayaannya", kata pria yang biasa disapa Ki Sura ini dengan logat Sunda Bekasi-nya.
"Dengan mengaktualiasikan budaya positif leluhur kita, baik dalam konteks nilai maupun seni, kita jadi tidak kehilangan identitas diri di tengah maraknya budaya asing hari ini," tambah seniman dan pengrajin karinding ini.
Senada dengan itu, tokoh budaya muda Bekasi Djiung mengungkapkan bahwa gerakan budaya sebagai benteng pertahanan dari imperialisme budaya asing. "Bangsa yang dihancurkan fisiknya kan masih diingat dalam sejarah peradaban, tapi bangsa yang dihancurkan kebudayaannya akan lenyap sama sekali dari peradaban, karenanya gerakan budaya ini penting," pungkas Djiung.
Puncak acara berdzikir bersama yang diiringi bunyi karinding diikuti oleh anggota komunitas dengan khidmat. Acara ini pun ditutup dengan pembacaan do'a bersama, tepat pukul 00:30 wib. (Red)
0 comments